Senin, Maret 09, 2009

Dibalik Alasan Para Penyanyi Membawakan Lagu Recycle

Tidak Hanya Menjadi Jalan Pintas Popularitas

Jika diperhatikan, sekarang ini banyak bermunculan lagu recylce. Kenapa tren ini banyak berkembang? Apakah akan memberikan hal positif?

Banyak cara untuk membuat artis cepat meroket. Salah satunya adalah membawakan lagu-lagu lama, atau yang lebih dikenal dengan single recycle. Kesempatan itu bisa menjadi lebih besar jika single yang dibawakan adalah hit yang populer.

Penyajian dengan muka baru itu juga memberikan dampak tersendiri. Generasi yang pernah mendengarnya tentu akan bersemangat bernostalgia. Sedangkan generasi baru juga kan terbawa menyukainya.

Sekilas pintas, tampaknya para artis baru ini terlihat aji mumpung. Namun, bisa jadi tidak sepenuhnya seperti itu. Menurut pengamat musik Denny Sakrie, lagu-lagu recycle justru bisa jadi oase di industri musik.

"Bukan karena sisi kreativitas sudah buntu. Bukan. Saya rasa, bisa jadi ada satu fase ketika orang ingin kembali bernostalgia dengan lagu-lagu lawas. Sekarang kan sedang marak lagu-lagu tidak jelas dari band-band yang bermunculan begitu saja. Nah, wajah baru dari lagu lawas ini bisa jadi oase, penyegar, di industri musik kita," tutur Denny.

Menurut Denny, justru banyak hal positif yang muncul dari lagu recycle. Mulai jadi penyegar industri musik hingga memgenalkan sejarah musik Tanah Air pada generasi muda jaman sekarang.

"Justru lagu recycle ini adalah salah satu cara untuk memperkenalkan sejarah musik Indonesia ke generasi baru sekarang. Misalnya, ini lho lagu yang dulu ngetop. Sehingga anak muda jaman sekarang mengerti bahwa bangsanya punya sejarah musik seperti itu," jelasnya.

Salah satu contohnya single Gelora Asmara yang pernah dibawakan Igor Nainggolan dkk di grup Groove Bandit. Lagu ini dibawakan kembali oleh sang anak, Derby Romero, dengan aransemen musik yang berbeda.

Groove Bandit membawakannya dalam genre dance musik. Sementara Derby lebih ke genre Pop-Rock. Derby membawakan kembali lagu ini dengan satu misi mulia agar bisa didengarkan segala kalangan.

"Soalnya dance musik kan cuma dinikmati kalangan tertentu. Padahal lagu ini bagus banget kan? Sayang kalau nggak dinikmati semua orang. Nah, aku pengin bawain dalam nuansa pop yang bisa diterima semua kalangan. Supaya lagu ini lebih meluas, yang denger lebih banyak," ujar Derby.

Terbukti, begitu lagu ini terdengar di pasaran, langsung diterima masyarakat luas. Begitupun dengan lagu Ada Kamu yang dulu dibawakan Erianti Erning Praja pada 1988. Kini, lagu itu dapat kita dengar kembali dengan nuansa baru yang dibawakan Dimas Beck. Apakah ini strategi agar dapat menembus pasar?

"Bukan. Ini murni karena Dimas suka dan sering menyanyikan lagu ini, tapi dia tak tahu ini lagu siapa. Jadi, saya ingin sekalian memperkenalkan lagu ini ke generasi sekarang. Kebetulan Erianti akhirnya setuju lagunya dibawakan kembali oleh Dimas," ujar Deddy Nur, produser single Ada Kamu.

Setelah diamati dari berbagai sisi, lagu recycle lebih banyak positifnya untuk generasi kita. Bukankah kita jadi mengenal lagu-lagu hits ini lewat mereka? Mama-Papa bisa turut bernostalgia dengan lagu kesukaan mereka yang dibawakan kembali dengan "wajah" baru. (hil/kkn)

Tidak ada komentar: